Jakarta - Bulan Ramadan telah datang dengan membawa
kebaikan, tamu yang setiap tahunnya dinanti dan ditunggu, bahkan banyak
doa yang dipanjatkan dengan tujuan kembali diberikan kesempatan untuk
merasakan manisnya iman di bulan suci Ramadan. Dalam sebuah hadis
tentang bulan Ramadan, malaikat berseru, wahai orang yang menginginkan
kebaikan datanglah, dan yang menginginkan keburukan berhentilah (HR.
Turmuzi dan Nasaiiy).
Salah satu hikmah dari bulan suci ini
adalah terkandung di dalamnya banyak pelajaran ekonomi. Dalam sebuah
buku kecil yang ditulis Dr Dawwaba (2008) berjudul 'durus iqtishodiyyah min Ramadhan' yang artinya pelajaran ekonomi dari bulan Ramadan, disebutkan beberapa pelajaran yang dapat dipetik, antara lain :
1.Bulan Ramadhan, bulan membangun empati terhadap faqir dan miskin
Ramadan
adalah momen yang paling berharga dan tepat untuk kembali merasakan apa
yang dirasakan sebagian dari mereka faqir miskin yang hidup dalam
kekurangan. Rasa lapar saat berpuasa pastinya menghadirkan dalam benak
orang yang berpuasa, apa yang dirasakan oleh orang faqir dan miskin dari
rasa lapar dan haus sepanjang hari dan tahun, bukan karena mereka
berpuasa, melainkan karena kondisi dan keadaan ekonomi mereka yang serba
kekurangan.
Perasaan tersbut akan mendorong dan menstimulus
semangat berbagi, karena saat lapar kita berharap ada sebagian dari
manusia yang berbagi, dan saat kita dalam kesusahan akan terasa betapa
besar dan indahnya sebuah pemberian dari orang lain. Bulan Ramadan saat
yang tepat untuk menyuburkan empati kemudian melahirkan semangat berbagi
dan pastinya menciptakan keberkahan ekonomi.
Selaras dengan firman Allah dalam surat Al-Hasyr ayat 7 "….agar kekayaan (sumbernya) tidak hanya tersirkulasi di kalangan orang kaya saja …".
2. Amanah dalam beramal dan beraktifitas
Ketika
kita berpuasa maka kita dilatih untuk memiliki sikap amanah, ikhlas dan
professional dalam menjalankan ibadah shaum. Perasaan senantiasa
diawasi dan dikontrol Allah akan mencegah kita untuk melakukan
kecurangan contohnya dengan makan dan minum secara diam diam. Ibadah
puasa sungguh menjadi wasilah tertanamnya sifat amanah. Kita yakin bila
sifat Amanah telah menjadi sebuah karakter pastinya segala bentuk
penyimpangan, kecurangan, korupsi dan keburukan lain jauh dari umat
Islam, karena mereka telah dilatih Allah SWT melalui ibdah shaum untuk
senantiasa terjaga dan terkontrol oleh Rabbnya.
Dalam aktifitas
produksi, distribusi dan kegiatan ekonomi lain, amanah dikenal dengan
istilah integritas (kejujuran). Puasa melatih kita untuk jujur. Jujur
terhadap Allah SWT, diri kita dan tentunya orang lain. Seorang karyawan
yang jujur dan berintegritas pasti akan menjadi penggerak dan teladan
yang baik. Marilah memantapkan dan mengokohkan potensi integritas dan
amanah melalui ibadah puasa.
3.Bulan Ramadan adalah bulan latihan dan training SDM
Kemajuan
ekonomi adalah hasil dari kinerja SDM yang baik dan handal. Salah satu
sarana yang Allah berikan untuk melatih dan mengembangkan potensi SDM
adalah melalui bulan Ramadhan. Bagaimana tidak? karena bulan ini
dingatkan setiap insan yang puasa untuk terhindar dari emosi dan ejek
mengejek sesama. Dalam sebuah hadis dijelaskan:
"jika kamu
dalam keadaan puasa kemudian dipancing untuk emosi dan menghina orang
lain, maka hindarilah, katakan saya sedang berpuasa." (HR Bukhari).
Adakah
kita dapatkan sarana training dalam menahan emosi yang lebih baik dari
puasa? Islam menghendaki setiap hamba Allah menjadi orang yang selalu
bertingkah laku dengan bijak dan penuh hikmah, tidak gampang terpancing
emosi dan keadaan.
Wallahu a'lam bi shawab
Sumber : detikramadan
Friday, July 12, 2013
Pelajaran Ekonomi dari Bulan Ramadan
Related Posts
Ketika Ribuan Napi Tanjung Gusta Mengamuk
12/07/2013 - 0 Comments
Alasan Anak Belum Di Bolehkan Berpuasa
12/07/2013 - 0 Comments
Naik Motor, 2 Mahasiswa Berniat Tarawih Keliling 30 Masjid di Jawa
12/07/2013 - 0 Comments
0 comments